Sabtu, 30 Juni 2012 0 komentar

Kuliah Sketsa di Bundaran HI

Kompas/Ambrosius Harto Manumoyoso Sekitar 20 mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Interstudi mengikuti kuliah sketsa dengan objek Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6/2012).

Sekitar 20 mahasiswa Sekolah Tinggi Desain Interstudi mengikuti mata kuliah sketsa dengan objek Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6/2012). Mahasiswa dipandu dosen mata kuliah sketsa Sigit Santoso, lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia, yang kini dosen Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Menurut Sigit, Bundaran HI ialah salah satu lokasi yang dipilih untuk para mahasiswa berlatih sketsa. "Ini acara rutin. Kami pindah-pindah setiap Sabtu supaya tidak bosan dan objek bisa macam-macam," katanya.

Sabtu ini, para mahasiswa diminta membuat sketsa Bundaran HI dengan memakai kuas dan cat air. "Sebelumnya, mereka berlatih membuat sketsa dengan pensil dan drawing pen," kata Sigit. Sigit memaparkan, pembuatan sketsa merupakan kemampuan dasar yang amat diperlukan oleh mahasiswa yang ingin menguasai desain baik bidang fashion, komputer, grafis.

Membuat sketsa akan melatih seseorang memvisualkan secara cepat objek atau gambaran pikiran. Sketsa juga mempertajam pengamatan dan ingatan.

Jumat, 29 Juni 2012 0 komentar

Peraih Nilai UN Tertinggi Diterima di IPB

KOMPAS/RINI KUSTIASIH Triawati Octavia (18) diapit oleh ayahnya Syahrul Arifin (54) dan ibunya Uhintawati (52), Senin (28/5/2012), saat ditemui di Cirebon, Jawa Barat. Triawati Octavia, siswa SMUN 2 Kuningan meraih nilai ujian nasional tertinggi tingkat SLTA se-Indonesia, yakni 58,60 dari enam mata pelajaran yang diujikan. Prestasi ini membuatnya ditawari beasiswa dari sejumlah instansi.

Pelajar SMA Negeri 2 Kabupaten Kuningan Triawati Octavia yang meraih nilai ujian nasional tertinggi nasional diterima melalui jalur beasiswa utusan daerah (BUD) di Institut Pertanian Bogor. Triawati mengaku bangga atas beasiswa yang diterimanya.


"Saya sangat bangga bisa masuk IPB. Apalagi saya masuk IPB atas bantuan beasiswa pemerintah daerah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya di Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/6/2012).


Triawati Octavia, alumnus kelas XII IPA 5 SMA Negeri 2 Kuningan mengaku sebelum ada tawaran masuk IPB jalur BUD ini, ia sudah mendaftar untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tingi Negeri (SNMPTN) jalur tertulis, dan memilih IPB sebagai pilihan pertama. Namun, tepat saat pelaksanan ujian tertulis, ia diundang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengikuti peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012 sehingga tidak ikut ujian.


"Saya benar-benar berharap diterima di IPB, karena saya tidak mengikuti ujian tertulis, sehingga kesempatan saya hanya BUD," katanya.


Menurut gadis peraih nilai UN 58,6 itu prestasi akademiknya di SMAN 2 Kuningan tergolong biasa saja, bahkan Triawati Octavia belum pernah juara kelas. Prestasi tertingginya adalah menembus 15 besar di kelas. Namun saat hasil UN SMA diumumkan dia berhasil menempati peringkat pertama nasional.


"Kiatnya, berdoa sebanyak-banyaknya. Berarti doa saya  dikabulkan Allah SWT. Saya juga banyak latihan soal dan juga ikut bimbingan belajar," katanya.


Menurut dia, pada saat yang sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian di bidang kedokteran hewan. Berdasarkan hal itu, Pemkab Kuningan menawarkan BUD Fakultas Kedokteran Hewan IPB kepada Triawati Oktavia.


"Di satu sisi ada kebutuhan sumber daya manusia di pemerintah daerah, di sisi lain saya siap menerima untuk belajar di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB," katanya.


Ia mengaku sudah sejak dulu berharap bisa mengabdi pada Pemerintah Kabupaten Kuningan, dan bersyukur kemudian diterima melalui jalur BUD di IPB. Menurut dia, kakak pertamanya juga alumni IPB, yakni dari Teknik Informasi Diploma IPB. 


Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 2 Kuningan, Sudarmoyo, M.Pd mengakui bahwa nilai akademik Triaawati biasa-biasa saja. Walau demikian, katanya, rata-rata nilai rapor Tria masih di atas tujuh.   Demikian pula rata-rata nilai pelajaran IPA, matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia lebih dari tujuh.
"Capaian UN tertinggi nasional itu memang keberuntungan dan rezeki Tria," katanya.  

Kamis, 28 Juni 2012 0 komentar

Rektor Undip: Perguruan Tinggi Bukan Pasar

Rektor Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi menyatakan tidak setuju jika universitas disamakan dengan pasar. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan berkualitas.

"Saya sama sekali tidak setuju ada yang mengatakan bahwa biaya kuliah di Fakultas Kedokteran tinggi karena logika pasar. Karena permintaan naik lalu harga naik. Perguruan tinggi bukan pasar dan bukan unit bisnis. Kita adalah unit pendidikan," tutur Sudharto, Kamis (21/6/2012) di Semarang, Jawa Tengah.

Tahun ini Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan maupun jalur tulis sudah selesai. Peserta di panitia lokal 42 Semarang naik 30 persen dari 21.000 menjadi 27.682 pendaftar. Peminat terbanyak masih pada Fakultas Kedokteran.

Biaya kuliah yang tinggi di Fakultas Kedokteran, menurut Sudharto, disebabkan oleh besarnya biaya operasional, seperti kebutuhan praktikum dan laboratorium. Masa studi di Fakultas Kedokteran juga lebih lama dari bidang studi lain. Kuliah minimal di Fakultas Kedokteran adalah Rp 25 juta per tahun per mahasiswa.

Ujian Mandiri yang merupakan alternatif lain dari SNMPTN memang membutuhkan biaya lebih tinggi. Hal itu, kata Sudharto, sebagai subsidi silang untuk mahasiswa lain.

Rabu, 27 Juni 2012 0 komentar

Yuk, Berburu Buku di Jakarta Book Fair

JAKARTA, KOMPAS.com — Pameran buku "Jakarta Book Fair" kembali hadir di Istora Senayan, Jakarta, yang dimulai Sabtu (23/6/2012). Pameran buku yang diikuti 332 penerbit dengan jumlah 210 stan ini berlangsung hingga 1 Juli mendatang.

Penyelenggaraan Jakarta Book Fair telah 22 kali digelar oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jakarta. Pameran buku ini sebagai kegiatan yang terkait dengan literasi dan budaya membaca.

Andreas Haryono, Panitia Jakarta Book Fair 2012, menjelaskan, selama pameran digelar 85 acara, antara lain seminar pendidikan untuk guru, lomba cerdas cermat bahasa Inggris, lomba pidato bahasa Inggris, lomba tari kreasi daerah, dan peluncuran buku. Ada juga peluncuran film nasional Ambilkan Bulan, olimpiade matematika, creativepreneur, dan acara lainnya.

"Di sini juga akan hadir sejumlah public figure, seperti Dahlan Iskan, Gubernur DKI Fauzi Bowo, Jokowi, Deddy Corbuzier, dan pengisi acara lainnya," jelas Hikmat Kurnia, Ketua Panitia Jakarta Book Fair 2012.

Selasa, 26 Juni 2012 0 komentar

Pacu Kecerdasan Anak dengan Bermain

Berlarian, melompat, tak pernah lelah bergerak, demikianlah ciri khas anak-anak. Dari aktivitas yang seolah hanya "membuang energi" itu sebenarnya anak-anak sedang mengeksplorasi, belajar mengenai ruang dan juga interaksi sosial.


Lewat kegiatan eksplorasinya terhadap lingkungan anak akan belajar banyak hal, mulai dari koordinasi antar bagian tubuh, kemampuan melakukan aktivitas bertujuan, melatih kekuatan otot-otot, mengatur keseimbangan tubuh, sampai belajar bekerja sama.


Menurut Paulin Sudwikatmono, principal  dari KindyROO Jakarta, pengalaman eksplorasi anak itu sebenarnya sangat diperlukan, khususnya untuk anak-anak usia dini, yang akan memberikan stimulasi untuk memaksimalkan perkembanganya.


"Dalam perkembangan masa usia dini, orang tua seharusnya memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi anak dan juga meluangkan waktu sebanyak mungkin dengan anaknya," kata Paulin.  


Paulin berpendapat, dengan meningkatnya kesibukan orangtua, kegiatan untuk menemaninya bermain pun semakin sempit. Di akhir minggu, mereka juga lebih banyak membawa anaknya bermain ke mal.


"Sebenarnya kesempatan bermain di alam terbuka lebih baik dibanding rekreasi di dalam mal, namun tidak bisa dipungkiri alam terbuka sudah jarang tersedia," imbuhnya.


Akibatnya, anak-anak kehilangan kesempatan untuk belajar dari alam sekitarnya. Belum lagi sikap sebagian besar orangtua yang terlalu protektif pada anak yang akhirnya bisa menghambat perkembangan anak.


Karena alasan kebersihan, banyak orangtua yang cemas membiarkan anaknya menyentuh benda-benda, atau anak terus menerus digendong atau menaruhnya di kereta dorong.


"Menggendong terlalu lama akan mengurangi kesempatan anak untuk merangkak atau merasakan tekstur yang berbeda, misalnya tekstur lantai, karpet, atau sofa," katanya.


Karena berkurangnya kesempatan untuk mengeksplorasi itulah, menurut Paulin, KindyROO menciptakan program khusus untuk menstimulasi anak-anak.
"Program KindyROO seperti buku panduan untuk orang tua karena menginformasikan kepada orang tua bagaimana cara menstimulasi anak mereka dengan baik tetapi tetap fun," katanya.


Selain melalui permainan yang dirancang khusus untuk mendukung kemampuan motorik anak, KindyROO juga menyediakan alat-alat yang sesuai dengan kebutuhan stimulasi anak sesuai tahap perkembangannya.


Tentu saja setiap kegiatan tersebut dilakukan secara menyenangkan melalui nyanyian dan tarian. Stimulasi yang dilakukan secara menyeluruh terhadap panca indera tersebut, kelak akan menjadi landasan bagi perkembangan kognitifnya di masa datang. (Advetorial)

Senin, 25 Juni 2012 0 komentar

Pustral UGM-Kotsa Korsel Kerja Sama Transportasi

 Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menjalin kerja sama dengan Korea Transport Safety Authority Korea Selatan di bidang transportasi.

"Kerja sama itu merupakan salah satu komitmen Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk berperan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia khususnya di bidang transportasi," kata peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Danang Parikesit di Yogyakarta, Jumat (22/6/2012).

Menurut dia, Korea Transport Safety Authority (Kotsa) merupakan institusi pemerintah Korea Selatan (Korsel) setingkat kementerian yang berwenang atas pengaturan dan keselamatan transportasi darat di negara tersebut.

"Kotsa telah memberikan berbagai kemudahan fasilitas bagi para peserta pelatihan antara lain dengan menyediakan "dormitory" dan meniadakan biaya pelatihan," katanya.

Ia mengatakan kerja sama antara UGM dan Kotsa di bidang Pengujian Kendaraan dan Keselamatan Transportasi itu akan terbuka lebar.

"Bentuk kerja sama yang dapat dilakukan antara UGM dengan Kotsa di masa mendatang antara lain pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengembangan sumber daya manusia, seminar, lokakarya, dan magang," katanya.

Selain itu, menurut dia, bentuk kerja sama lain yang bisa dilakukan antara UGM dan Kotsa adalah pertukaran tenaga ahli, peneliti, dan teknisi.

Ia mengatakan hal itu termasuk pelaksanaan kegiatan pelatihan baik di Korsel maupun Indonesia, pengembangan dan peningkatan fasilitas pelatihan termasuk pengembangan kurikulum, silabus dan media, serta pertukaran penguji kendaraan dan mahasiswa dalam program magang.

"UGM selama ini telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pelatihan di dalam maupun luar negeri bekerja sama dengan berbagai institusi, termasuk Kotsa," kata Danang.

Minggu, 24 Juni 2012 0 komentar

Siswa Miskin Jangan Takut Daftar ke RSBI

Siswa dari keluarga kurang mampu tak perlu lagi dihantui perasaan "takut" saat ingin mendaftar ke sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Pemerintah pusat dan daerah telah menjamin 20 persen dari total siswa di RSBI dialokasikan bagi siswa miskin di semua jenjang.


Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) di semua sekolah RSBI tidak berlandaskan pada kemampuan siswa untuk membayar, tetapi pada kompetisi secara akademik. Siswa miskin akan mendapatkan haknya di sekolah RSBI, dengan catatan mampu memenuhi passing grade di sekolah tujuan.


"Indikator biaya bukan penentu. Siswa miskin dapat diterima dan akan kita kawal asalkan dia mampu bersaing secara akademik," kata Taufik saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Kamis (21/6/2012), di Jakarta.


Jika ada sumbangan yang ditetapkan kepada para calon siswa, menurutnya, digunakan untuk pengembangan mutu pendidikan dan hanya dibebankan pada siswa dari keluarga mampu.


"Sumbangan itu untuk yang mampu. Yang tidak mampu akan kita kawal jangan sampai berhenti karena alasan biaya. Datang saja ke sekolah, dan jangan percaya sama isu yang beredar karena di semua sekolah sudah ada prinsip senyum, salam, dan sapa," ujarnya.


Kepala SMPN 1 RSBI Cikini Bambang K Karnoto mengatakan, sesuai regulasi yang ditetapkan pada semua sekolah RSBI, tahun ini sekolahnya akan menerima 180 siswa baru dan mengalokasikan 20 persen kursi dari jumlah tersebut untuk siswa miskin. Untuk mendapatkan 20 persen siswa miskin itu, ia mengaku melakukan sistem jemput bola. Caranya, dengan langsung mengunjungi dan menyebar formulir pendaftaran ke sekolah-sekolah di sekitar wilayah Cikini.


"Kami turun ke lapangan untuk mencari 20 persen siswa itu. Kita cari ke SD di sekitar situ, karena kita sudah punya networking sekolah mana saja yang siswanya melanjutkan ke sekolah kita," kata Bambang.


Tahun lalu, biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) di sekolahnya berkisar di angka Rp 375.000-Rp 600.000 per bulan. Biaya sebesar itu digunakan untuk kegiatan pengayaan materi, studi banding atau pelatihan di luar negeri, kegiatan keinternasionalan, dan menghadirkan native speaker.


"Untuk siswa yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maka bisa diringankan, atau gratis sama sekali," kata Bambang.

Sosialisasi


Adanya anggapan bahwa RSBI mahal dan diskriminasi terhadap siswa dari keluarga miskin, diakui Taufik Yudi, karena lemahnya sosialisasi. Tak hanya itu, calon siswa dan orangtuanya terbatas dalam menjaring informasi terkait RSBI. Hal ini, menurutnya, menyebabkan adanya anggapan-anggapan yang akhirnya mengurungkan niat mereka untuk mendaftarkan diri.


"Oleh karena itu, kami berharap juga bantuan media untuk membantu menyosialisasikan ini," katanya.


Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2012/2013 ini, lanjut Taufik, besaran biaya yang dibebankan kepada calon siswa baru akan ditetapkan setelah hari raya Idul Fitri, Agustus mendatang. "Sekarang, yang penting lulus tes dan masuk. Biaya nanti belakangan. Karena kami menyadari, kebutuhan orangtua menjelang Lebaran pasti besar. Jadi, biaya akan ditetapkan setelah Lebaran," jelasnya.

Sabtu, 23 Juni 2012 0 komentar

DPR: SNMPTN Wajib Tampung Mahasiswa Miskin

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Ujian Masuk PTN - Peserta mengerjakan soal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bidang Ilmu Pengetahuan Sosial di Auditorium Gedung Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia di Depok, Selasa (12/6/2012). Sebanyak 4.000 peserta mengikuti SNMPTN bidang IPS di kampus UI.

         Anggota Komisi X DPR Rohmani menegaskan bahwa Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) wajib menampung calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Selama ini, menurutnya, ujian masuk PTN masih tertutup bagi rakyat miskin.


"Ujian masuk PTN belum transparan dan tertutup bagi rakyat miskin", kata Rohmani, Jumat (22/6/2012), di Jakarta.


Ia mengkhawatirkan, penyelenggaraan SNMPTN tahun ini akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Penyelenggaraan SNMPTN dinilai Rohmani tidak dilakukan secara transparan dan hanya mengedepankan sisi komersial dibandingkan nilai intelektualitas. Selain itu, ujian masuk bagi calon mahasiswa baru juga belum terkoneksi dengan baik. Akibatnya, lanjut Rohmani, SNMPTN dijadikan kesempatan oleh perguruan tinggi untuk menjalankan ujian mandiri yang belum jelas standarisasinya.


"Pemerintah, PTN dan Komisi X DPR RI perlu rembuk bareng untuk memikirkan konsep terbaik tentang prosedur penerimaan mahasiswa baru. Jangan pemerintah dan PTN jalan sendiri-sendiri," katanya.


Rohmani menambahkan, ia menyambut baik penyelenggaraan ujian mandiri bersama yang akan diselenggarakan pada tahun 2013. Dengan syarat dijalankan secara tertib, terbuka dan adil.


"Ujian mandiri harus kita dukung selama memberi jalan terang bagi calon mahasiswa yang tidak mampu tapi punya prestasi," katanya.
Seperti diberitakan, PTN mendukung ujian mandiri bersama yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2013. Kebijakan itu untuk mengantisipasi penghapusan seleksi nasional mahasiswa PTN melalui jalur tertulis.

 
;