Sabtu, 31 Maret 2012

Gerakan Berbasis Moralitas Tak Boleh Terprovokasi

Jakarta--- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengingatkan kepada para mahasiswa yang berdemonstrasi terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), untuk tidak terpancing atau terprovokasi saat berada di lapangan. Menteri Nuh tidak ingin para mahasiswa melanggar nilai yang diperjuangkannya karena terprovokasi.

Menteri Nuh mengingatkan hal itu berkaitan dengan laporan yang diterima dari beberapa daerah yang mengarah pada tindakan anarkis. “Memang saya belum bisa memastikan apakah mereka yang bertindak anarkis itu adalah mahasiswa atau bukan. Tapi saya berkewajiban untuk mengingatkan akan makna perjuangan yang dilakukan para mahasiswa dengan ikut berdemo itu,” katanya, Selasa (27/3) di Jakarta.

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini juga mengatakan, demonstrasi diperbolehkan. Yang dilarang adalah tindakan anarkis yang justru mencederai keikutsertaan mahasiswa sebagai organ gerakan moral. “Upaya melakukan perusakan fasilitas umum, menjarah, dan sejenisnya itu adalah tindakan anarkis yang bisa menyebabkan melencengnya apa yang ingin diperjuangkan para mahasiswa,” ucapnya.

Pada bagian lain, Menteri Nuh mengajak dan meminta para pemimpin perguruan tinggi untuk menggelar dialog dan diskusi publik, sekaligus memfasilitasi secara akademik, tentang kebijakan kenaikan harga BBM yang diambil pemerintah. “Ini penting, karena kampus atau perguruan tinggi sebagai pilar gerakan intelektualitas, perlu mendiskusikannya dan mengedepankan pemikiran-pemikiran yang kritis dan konstruktif,” ucapnya.

Kepada aparat keamanan, dalam hal ini kepolisian, Mendikbud berharap bisa bersabar ketika menghadapi aksi demonstrasi, tapi juga tidak segan-segan menindak tegas jika memang ada pendemo dari kalangan mahasiswa yang bertindak anarkis. “Kami mendukung polisi untuk mencegah secara persuasif, sekaligus mendukung pula tindakan tegas ketika teridentifikasi gerakan atau demonstrasi tersebut mengarah ke tindakan anarkis,” ujarnya.

Berkait dengan kesiapan Kemdikbud dalam menyikapi kenaikan harga BBM, Menteri Nuh telah mengusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) 2012 untuk menambah subsidi bagi siswa miskin (SSM). “Usulan yang kami ajukan tidak hanya pada jumlah sasaran tapi juga nilai nominalnya. Jika sebelumnya hanya menyasar enam jutaan peserta didik dengan nilai nominal Rp3,6 triliun, kini disiapkan sebanyak 14 juta peserta didik dengan nilai Rp7,6 triliun. “

Jumlah itu harapannya tidak hanya menjangkau mereka dari kelompok miskin, tapi juga mereka yang hampir miskin, yang karena akibat kenaikan BBM ini bisa masuk ke kolompok miskin,” katanya. (pih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;