Jumat, 06 April 2012

Sultan Nilai Guru Sejarah Miskin Wawasan

Sutarmi | Glori K. Wadrianto | Rabu, 4 April 2012 | 15:27 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mata pelajaran sejarah tidak disukai pelajar karena tenaga pengajar sejarah yang miskin wawasan kesejarahan. Opini itu dilontarkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rabu (4/4/2012).

Kondisi tersebut terkait kemalasan intelektual untuk menggali sumber sejarah, baik berupa benda-benda, dokumen maupun literatur. "Selain itu, peserta didik kurang apresiatif terhadap pembelajaran sejarah. Buku-buku sejarah dan media pembelajaran yang terbatas serta metode pembelajaran yang kurang variatif," kata Sultan dalam acara "Revitalisasi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta".

Sultan juga mengatakan, untuk mengatasi masalah minat belajar sejarah yang rendah, maka guru sejarah hendaknya mendesain pembelajaran yang bersifat terbuka dan dialogis. Selain itu, guru harus mendorong siswa untuk menganalisa dan melahirkan alternatif gagasan. "Guru harus mampu mengajak siswa kembali ke lorong-lorong waktu masa silam yakni peristiwa sejarah," papar Sultan.

Menurut Sultan, sejarah harus dimanfaatkan secara baik dengan menyelaraskan kebutuhkan kekinian dan mengabaikan masa lalu yang tidak sesuai lagi dengan masa kini. "Sejarah harus dapat memberikan solusi cerdas dan relevan dengan situasi sosial masa kini," tegas Sultan. 


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;